RASUL PUN MENANGIS
REPUBLIKA.CO.ID. Ubaid bin Umar dan ‘Atha’ bertanya kepada Siti Aisyah
radhiyallahu anha (RA). ”Ceritakanlah kepada kami hal yang paling
menakjubkanmu yang engkau lihat dari Rasulullah SAW.” Kemudian, sambil
terisak Siti Aisyah menjawab, “Kana kullu amrihi ‘ajaba, Sungguh semua
ikhwal Rasululullah SAW sangat menakjubkan.” Siti Aisyah melanjutkan,
“Pada suatu malam beliau datang kepadaku sehingga kulit kami saling
bersentuhan. Beliau berbisik, “Ya Khumaira (panggilan Rasulullah kepada
Aisyah, wahai yang bewarna kemerah-merahan), izinkanlah aku beribadah
kepada Tuhanku.”
Maka, beliau meninggalkanku dan mengambil
gharibah air untuk berwudhu. Tidak lama setelah beliau takbir, aku
dengar beliau terisak-isak. Dadanya bagaikan terguncang. Rasulullah
terus-menerus menangis, sehingga air matanya membasahi janggut dan
bertetesan ke tanah. Rasulullah larut dalam tangisan sampai
dikumandangkan azan Subuh. Dan, Bilal memberi tahu waktu shalat Subuh
telah masuk. Bilal menyaksikan keadaan Nabi yang masih terisak dan dia
berkata, “Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis? Padahal, dosa-dosamu
telah diampuni Allah. Engkau adalah kekasih Allah yang paling utama?”
kata Bilal. Maka, Rasul menjawab, “Sungguh besar kasih sayang-Nya,
tetapi betapa aku belum menjadi hamba yang bersyukur.”
Abdullah
bin as-Syikhir berkata, “Saya datang kepada Rasulullah SAW, sedangkan
beliau sedang shalat maka terdengarlah isak tangis beliau yang
bergemuruh di dalam dadanya, bagaikan suara air mendidih dalam bejana.”
(Diriwayatkan oleh Dawud dan Turmudzi).
Dari hadis ini dapat
kita ambil hikmah, betapa Nabiyullah Muhammad SAW masih menangis dan
merasakan belum menjadi hamba yang bersyukur. Padahal, beliau adalah
hamba yang ma’shum, yakni bersih dari dosa. Selain itu, Allah SWT juga
memuliakannya melebihi siapa pun makhluk ciptaan-Nya. Rasulullah adalah
al-Musthafa (manusia pilihan) yang pertama kali memasuki surga sebelum
yang lain memasukinya.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah
dijamin masuk surga? Apakah keislaman kita diterima oleh Allah SWT?
Adakah kita masih tetap tertawa dan tidak menangis menghadapi akhirat
yang setia menunggu untuk kita datangi?Ataukah, kita tetap tertawa
menikmati dunia yang tidak pernah setia menemani ketika kita pergi?
Apakah kita masih tetap tertawa dan lalai pada perjalanan akhir,
sedangkan dunia itu bakal lenyap dan tenggelam ditelan waktu.
Kenikmatan di dunia ini hanya sesaat dan pasti akan sirna. Mengapa air
mata kita enggan menetes? Apakah hati kita telah beku sehingga mata
enggan mengeluarkan air mata ketika menyaksikan orang-orang kecil sedang
kelaparan? Ke manakah nurani kita? Apakah kita sudah bersyukur dengan
yang telah kita raih atau sebaliknya kita makin kufur?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label:
Artikel
Cinta
Rahasia Allah
Rasulullah
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkomentar, semoga Allah selalu memberi anda yg terbaik ^^